Bagiku seni adalah titik, biarkan sejenak kulukis indahnya dunia ini dengan titik-titik yang bermakna.

Ujian Bukan Tentang Apa Masalahnya, Tapi Bagaimana Menyikapinya

source : www.unsplash.com

Persis suasana ketika matahari tergelincir ke arah barat, ketika bayangan menyentuh nadir malam, pada saat itu sebuah pelajaran diturunkan oleh Sang Penguasa Malam melalui sebuah cerita yang dibawa oleh seorang teman.
Hampir 2 tahun tidak bertatap muka, dan hampir pula aku sempat tidak percaya bahwa orang yang ada dihadapanku itu adalah teman yang dulu sering main ke ruanganku untuk sekedar bercengkrama. Tatapannya sayu, garis hitam dibawah matanya menandakan bahwa ia terbiasa menemani rembulan sepanjang malam. Lama kutatap ia sembari membicarakan pengalaman baru yang kita temui selama tidak bertemu. Dan disela percakapan aku terus mengamatinya. Aku rasa jarum timbangan tidak bergairah untuk sekedar bergeser ke kanan jika ia berdiri diatasnya.
Karena sudah tidak lama bertukar cerita, aku berusaha menjaga ucapanku agar dia tidak tersinggung atau terbebani sampai kepikiran.
Sampai akhirnya aku berani bertanya, " Terakhir setahu aku kamu sakit ya? Kamu udah sembuh kan?"

"Alhamdulillah udah".

Dia mulai menjemput kenangan itu. Dia menceritakan bahwa beberapa tahun lalu ia terkena sakit paru-paru. Menurut diagnosa dokter penyakitnya cukup parah, hanya semangat dan izin Tuhan yang bisa mengubah takdirnya. Berbulan-bulan dia terbaring sakit, menenggak obat dengan dosis tinggi untuk membunuh penyakit. Berdasarkan ceritanya, pasien sepertinya banyak yang kalah dan akhirnya meninggal karena tidak kuat menahan efek samping dari obat tersebut.
Alhamdulillh dia berhasil melewati masa sulitnya, meskipun sekarang masih ada guratan masa lalu yang tersisa, sebagaimana yang sangat kuperhatikan diawal mula pertemuan kami. wajahnya masih lesu dan tubuhnya ringkih.

'Waktu mengerjakan skripsi aku benar-benar nggak kuat lagi. Aku bahkan udah bilang ke dosenku kalau aku nyerah. Tapi ketika aku inget lagi bagaimana perjuangan orang tua buat aku dan juga menyadari bahwa semua orang menyemangatiku, akhirnya aku bangkit. Meskipun setelah itu aku berjuang antara hidup dan mati untuk bisa sembuh seperti sekarang.'

Tidak cukup hanya sekedar perjuangan untuk sekedar bernafas lega, masalah baru muncul silih berganti menghampiri gadis tegar ini. Meskipun dari tatapannya masih tergurat bagaimana kekecewaannya terhadap hal tersebut, namun tidak ada dendam yang ia pendam.

'Kecewa pasti, sedih iya, tapi hidup ini terlalu indah untuk semua kekecewaan dan kesedihan itu. Kamu tau efek samping dari minum obat dengan dosis seperti itu? Aku jadi lupa sebagian memori aku. Meski demikian aku percaya itulah cara Allah memberikan lembar kehidupan yang baru buat aku. Aku dilupakan karena Allah mau aku hidup bahagia'

Jantungku bergemuruh hebat, rasanya leherku bengkak dan sakit, bahkan membuatku ingin menangis. Ya Allah sesungguhnya aku hanya tersandung kerikil namun mengaduhnya sudah seperti dihimpit batu. Aku hanya terpapar matahari namun jeritannya seolah seperti dibakar bara api.

'Ema dengan ujiannya berjuang untuk bernafas. Dia berjuang agar bisa melihat senyum yang memudar di bibir orang tuanya, dia berjuang agar bisa bertemu teman-temannya dan membuat kenangan baru bersama mereka. Ia ingin merasakan bagaimana bisa mendedikasikan keahlian akademiknya di dunia kerja. Sedangkan aku hanya di uji dengan kesempatan untuk memperluas pergaulan dan menyambung kembali silaturahim dengan orang-orang disekitarku yang mungkin selama ini sempat tidak sempat untuk sekedar menyapa  hai kamu apa kabar? sehat?' gumamku yang ternggelam dalam pergulatan batinku.

"Em, terima kasih ya. Siapa sangka, setelah lama nggak ketemu. Namun sekalinya ketemu aku ngerasa benar-benar bersyukur. Mungkin kamu tidak bermaksud menggurui aku, tapi pengalaman dan perjuangan kamu mengajari aku sebuah pelajaran yang berharga. Ini cara Allah ngasih tau ke aku Em, bahwa ujian atau cobaan yang datang ke aku hanya cara Dia agar aku semakin dekat kepada-Nya"
Ujian bukan tentang apa masalah yang menghampiri kita, tapi bagaimana kita bisa berlapang dada menghadapinya, lalu tidak menaruh dendam atau sesal setelahnya. Namun yang terpenting dari semua itu adalah biarkan Allah terlibat dalam setiap urusan kita. Perbanyak istighfar, iringi dengan bersabar dan tawakkal.




No comments:

Post a Comment