Curahan kasih sayang lebih berharga daripada limpahan materi. Meski terkadang sebagian orang beranggapan bahwa anaknya akan berbahagia ketika mereka mampu mencukupkan kebutuhan sekaligus keinginan mereka. Sehingga akhirnya mereka tenggelam dengan pekerjaannya, memiliki waktu yang sempit untuk sekedar mengusap kepala sang buah hati dan mendengarkan keluh-kesah mereka.
Kemakmuran finansial memang menjadi salah satu faktor kebahagian namun bersifat temporal. Kebahagiaan tersebut akan musnah ketika materi tidak lebih berharga daripada kasih sayang. Semua anak menyukai kasih sayang orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Namun terkadang ada yang dengan mudah menagihnya dan sebagian sulit mengungkapkannya. Bukan karena mereka gengsi, namun karena mengerti betapa sibuk dan lelahnya orang tua dengan rutinitasnya diluar sana dan pulang pun langsung merebahkan tubuh.
Ada beberapa orang tua yang sering mengeluh bahwa anak mereka tidak pernah mau mengikuti kemauan mereka, lebih senang main dibandingkan mengejar apa yang seharusnya menjadi masa depan dan harapannya. Namun mereka terkadang lupa becermin. Disaat tuntutan demi tuntutan tersebut melesat bagai anak panah kepada sang anak, mereka lupa menyisakam satu untuk menancapkan itu dihulu hatinya. Disaat anak di tuntut bahkan diintimidasi, mereka lebih sibuk mengumpulkan pundi-pundi "kebahagiaan" materinya.
Mewakili status sebagai seorang anak, saya ingin mencerminkan bagaimana keinginan tulus anak terhadap orang tua. Uang, fasilitas dan kekayaan, benar namun semua itu setelah kasih sayang. Komunikasi, begitulah harapan sederhana seorang anak terhadap orang tuanya. Mereka hanya ingin kedua orang tuanya duduk barang sejenak ditengah kesibukan mencari rezeki demi mendengarkan apa dan bagaimana perasaan mereka. Mungkin diluar sana ada namanya teman, sahabat, kekasih bahkan pengkhianat, namun mereka semua tidak selalu ada disaat bumi yang dipijak hentak runtuh, langit yang dijunjung hendak meledak. Karena mereka juga punya masalah dan berharap ada yang sudi memecahkan. Sedangkan orang tua, tidak terhitung berapa kesabaran, ketulusan mereka selama ini. Meski teman silih berganti datang dan pergi, hanya orang tua yang tidak pernah melepaskan rangkulan hangatnya, mencurahkan kasih sayang bahkan mencintai tanpa berfikir akan mendapat cinta yang sama.
Tapi bagaimana sikap orang tua menyaksikan anaknya lebih sering berkurung diri di kamar, atau lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah. Bahkan mereka sudah tidak pernah lagi memakan garam dapur. Sebagian mungkin akan bilang, anakku pemalas, anakku suka kelayapan, anakku boros. Orang tua, ketika mereka kehilangan kenyamanan dan kehabisan kasih sayang, maka terimalah pemberontakan mereka. Mereka bukanlah pemalas, melainkan sedang bergulat seorang diri melawan masalahnya, mereka bukan kelayapan melainkan mencari kebahagiaan walau sesaat, mereka tidak boros melainkan sedang berusaha menghibur diri.
Andai 24 jam dalam sehari, 5 menitnya saja biarkan matamu melihat jauh sanubari mereka, pinjamkan telingamu untuk mendengarkan kebenaran dan hadirkan ragamu untuk menghibur mereka dan katakan pada mereka, "nak Ibu/Ayah disini, ceritakanlah apa yang saat ini kamu pikirkan/rasakan. Semoga kita bisa mencari jalan keluarnya bersama-sama". Peluk tubuh ringkihnya, usap kepala mereka, yakinkan bahwa tidak semua orang mengucilkanmu, karena kami akan selalu disisimu baik disaat susah dan sedihmu.
Ayah, ibuku meski materi masih jauh dalam rangkulan kami. Tapi mereka selalu menyediakan waktu untuk makan malam bersama. Kami biarkan tv menyala namun kami sibuk bercengkrama dan membahas kejadian-kejadian yang telah terjadi sehari ini. Jika saat ini aku jauh dari rumah, dalam sehari ibu berkali-kali menghubungiku, baik via sms maupun telpon. Bahkan pulsa beliau sering habis demi mendengar keluh kesahku. Wajar kenapa aku lebih cinta rumah dari pada dunia luar. Aku lebih ingin didekat ibu dan ayah, meskipun harus mendengar omelan bahkan amukan mereka
Karena aku tahu mereka hanya sedang mengekspresikan cinta dan kasih sayang berkeadila. Terhadapku dan adik-adik.
No comments:
Post a Comment