Bagiku seni adalah titik, biarkan sejenak kulukis indahnya dunia ini dengan titik-titik yang bermakna.

Wahai Jiwa Terangkanlah


Wahai jiwa yang meringkuk ditengah kebekuan, apa gerangan yang sedang terjadi? dimana kau sembunyikan warna yang dulu dengan bangga kujuluki pelangi? mengapa kau biarkan mendung yang tak berwujud melucuti satu-persatu cahaya yang menyemburat dengan warna terang dipelangiku. Dimataku terkenang jelas bagaimana merah hidup bahagia bersanding dengan kuning. Hijau yang merangkul mereka dengan persahabatan, biru yang melindungi dari mara bahaya. dan warna lain yang memcoba menjadi pengawal yang setia.

Wahai jiwa yang terusik ketulusannya, apa gerangan yang kini membuatmu terguncang? Terangkan kepadaku bahwa langit diatasku begitu kejam sampai engkau begitu terkekang untuk sekedar melukiskan pelangi yang dulu kita jembatankan dari hati kehati.

merahku meluntur kelabu, kuningku tenggelam bersama kepekatan, hijauku menggantungkan asanya bersama biru dalam peti kremasi. Mengabu dan berdesir bersama arus padang pasir ketempat yang sulit kujejaki.

Terangkanlah gelap yang mesenjakan harapanmu. Jelaskanlah kesamaran yang mengaburkan asamu. Katakanlah meski aku harus menghibahkan pelangi untuk langit yang baru. sebutkanlah meski aku harus melihatmu merenggut langit yang kujunjung

No comments:

Post a Comment