![]() |
sumber: www.unsplash.com |
Bunuhlah gerakku, matikan langkahku, namun apa dayamu untuk menghentikan nyawaku. Karena nyawaku hanyalah Allah yang Maha Memiliki dan Maha Mengetahui. Sekalipun petir memecah badaimu, hujan meteor membuncahkan kulahmu, aku akan tetap dengan takdirku.
Lihatlah... Allah mengangkatku dari gelombag yang engkau ciptakan, dari telaga yang engkau usahakan, dari badai yang kau upayakan. Tenanglah, sia-sia jika terus memaksa. Biarkan aku menjalani takdir yang ditetapkan-Nya, bukan dari usaha burukmu.
Sial katamu?! mengapa engkau mengumpati usaha bodohmu itu? Engkau memang bodoh, si pembual yang berusaha menentang takdir Tuhan, si pembangkang yang mencoba merubah suratan. Kini terimalah takdirmu. tergenang ditelaga kehidupan, terombang-ambing terhempas amukan badai, terkaram oleh gelombang yang kau buat dengan tanganmu sendiri? Diamku hanyalah senyum kemenangan yang tertunda.
Kulihat saja, kusaksikan saja derita yang menyuntik balik tubuhmu. terimalah, sambutlah. Jangan salahkan gelombang, jangan umpat badai, karena ia hanya mencoba untuk mengejar tuannya.
No comments:
Post a Comment