Begitu bayang mahasiswa raib dibalik tembok asrama, semilir angin
beradu dengan ruang hampa, gaungan dinding tak lebih dari sahutan suara
tentara cicak. Untuk waktu yang cukup lama tidak akan ada lagi
teriakan,"Akhwat sholat yuk", yang diucapkan puluhan kali setiap jadwal
sholat telah msasuk, atau keusilan pembina untuk membangunkan anak2 yang
malas dan susah bangun.
Libur mungkin waktu yang menyenangkan
untuk sebagian mereka, karena bisa bertemu kawan lama, sanak saudara,
dan kampung tercinta. Namun ada sebagian lagi menganggap libur adalah
jelmaan hukuman. Sebab tidak ada yang bisa ia lakukan ketika sebelah
tangan dari pemiliknya memutuskan untuk menjauh, dan teman untuk
menciptakan tawa dan bahagia lewat canda dan cerita mengundurkan diri
barang sejenak.
Namun bagiku sendiri, libur adalah anugerah
terindah meski harus sendiri tanpa dekap hangat sentuhan ibu, sapaan
lembut dan bimbingan terbijak dari ayah, atau tanpa rengekan manja
seorang adik. Merantau adalah pilihan berat yang harus kutempuh demi
menyandang sebuah titel lewat toga hitam yang disediakan sekolah tinggi
ini. Apapun resiko dan kendala yang terkadang menyulut rasa haru biru
rindu kampung halaman, aku harus sekuatnya meredam semua itu.
libur
dalam suasana sendiri bukan berarti harus menyediakan sekotak tissue,
atau menggenggam sebuah foto yang didalamnya terdapat keluarga tercinta
lalu menggalau sepanjang hari, karena semua itu terlalu "banci" untuk
seorang aku. Sepi senyap yang teruang memberi tempat untuk hati dan
pikiranku membangun tembok imaginasi dan menghidupkan peran-peran semu
dalam sel otak kananku untuk berbagi cerita lewat sebuah prosa.
setela
sekian bulan tangganku tergantung ketika hati berkata,"suratkan apa
yang kurasa" namun nyatanya otak memerintahkan"selamatkan pendidikanmu
sebelum semua tercurah kekali sebelah asramamu", sekarang kau kembali
dari perjuanganku, mencari pelabuhan dan tempat pendaratan untuk
memarkir rangkaian kata yang sudah merantai dari anganku. dan sekarang
aku siap mengurainya satu persatu.....
selamat datang waktu terbaikku, bantu aku menciptakan seribu tulisan sampai dunia bosan
No comments:
Post a Comment