Bulan sudah bertengger
menghantui diujung langit malam....kepulan asap dari pembakaran sate
menambah resah yang kini berkembang dihatiku...Bayangan sesosok makhluk
imut yang selama ini jarang marah namun bukan berarti tidak bisa marah,
selalu beredar dalam pandangan semku. Habislah aku dimarahinya...Aku
sudah mendesak bapak tukang satenya agar cepat menunjukkan
pertunjukannya yang bukan barang baru untuk kutonton. Karena hampir
setiap gerobak sate penjualnya sibuk sendiri mengipas tunggu pemanggang
daging sembari mengembangkan keteknya yang sudak banjir dihujani air
garam.....
"pak alah alun, awak sabana takaja ah"
"yo tunggulah sacah li dih, paja tu lah dari tadi ah"
"Jadih nah pak..."
Sempat kesel dan mau ngegantiin bapak itu, tapi dia keburu tahu siasat jelekku dengan segera mengambilkan pesananku.
Begitu
dua porsi sate kugenggam erat, ya kali aja ada yang ngiler trus minta
jatah. Padahal itu kan punyanya temanku, vika ama afra. Kalau kuturuti
naluriku sebagai makhluk yang pemurah hati, habislah aku dibogem ama
vika apalagi afra. Mungkin dia bakal ngasih aku dua tonjokan, secara
yang paling lapar itu dia.
karena hpku sudah dari tadi berdering
dar vika, aku dan yang lain lansung melaju menuju ruang yang tidak
terdaki dengan galah, dan terarungi dengan baskom.....
"Tazkia
bang..."sorakku disambut oleh injakan gas tiba-tiba oleh abang supir
angkotnya, sampai hanum hampir meluk pintu masuk dan dewi sedikit lagi
nubruk atap angkot...."hai-hati dong bang, kasihan teman saya." geturuku
dalam hati. Setelah lebaran lima ribu kusodorkan, ya cuma itu aja yang
nangkring dikantong, akhirnya kami memutuskan menyebarang tanpa bantan
pak satpam....
"O god kekunci coba",keluhku sembari mengguncang
pagar.tahunya ada pak satpam dibalik pagar. Udah mulai gak tenang
nih...aromanya udah gimana gitu, untung gak bau bau menyan.
"eh neng dari mana, isya baru pulang?"
"Aku
pura-pua nggak dengar aja biar ga makin lama dicagat digerbang mana
didepaan ada pemandangan tidak menyenangkan lagi, syeikh aneh yang tempo
hari pura-pura tidak peduli kita gitu, tapi ternyata masih mau negur
kami walau ia memalingkan tampang arabnya kesebelah kanan. Seolah-olah
dia mau negur ikan sekolam. "padahal ikan itu kan temanku tau syeikh"mau
bilang gitu sih, tapi kasihan mulutku harus ngomong berali-ali tapi dia
teta gak ngerti.
Mungkin satpamnya juga capek nanya, kita diberi masuk.
"Woi hati-hati ketahuan pak hasan, kita pasti dimarahin"
jujur
aku takut, tapi bukan karena pak hasan, melainkan dimarahi syeikh
didepan. Kita bikin strategi ketat untuk melewati pertahanan syeikh itu.
Dengan langkah sedikit tertunduk dan napas ngos-ngosan seperti tikus
mau "ups" gak usah diberi tahu kasihan tikusnya, disalahin mulu.
Ketika
hampir meruntuhkan dinding pemisah, kita dengan nekad melewati beliau
tanpa kata yang patah apalagi bengkok. Dalam penyelinaan itu aku
mendengarnya bergeming,mungkin arrtinya," Dasar cewek-cewek, malam gini
lu dari mana ah, males gw ngeliat ana kayak kalian"
aku makin
was-was dan kehilangan kata-kata setelah lari secepat yang kusanggup
untuk menghalangi wajah untuk melihat wajahna ang penuh warna merah.
"Wi lo tau gak syeikhnya ngomong apa?"
"Ye
dia ngulang hafalan kali"sahut dewi. Apa???aku udah keburu suuzan ama
dia. Ah jadi mal. Tapi ada lagi yang akan memacu jantungku. Hadangan kak
darti. Mungkin ia akan menilangku dengan sekantong hukuman ta apalah,
yang penting dia puas dah. Sebelum nyampei ditangga terakhir, hanum
mengintip ke dalam. Ternyata para akhwat yang rajin udah sholat dengan
tenang. Akhirnya kita mengenda masuk dam mengunci pintu agar gak
ditanya-tanya. h pas nanya hari, aku lupa kalau sekarang tu ternyata
senin dan seharusnya ada perkumpulan dimushola. Parahnya kak Darti
nyamperin kamar kita.
"Ayu dari mana?"
"Ikut dewi juga kak."
Bukannya
marah seperti digambaran otakku, padaal udah pakei rumus kimia yang
dikolaborasikan dengan peta geografi dan sosilogi, eh kak darti malah
senyum dengan manisnya. Emang ya, beruntung punya pembina baik kayak
dia. Tapi kau juga ga boleh seenaknya aja. Ya begitulaah ceritaku hari
ini, apa ceritamu
No comments:
Post a Comment