![]() |
sumber: http://nos.twnsnd.co/ |
Kemana katamu cinta ini akan kulabuhkan? Biarkan kapal
jiwaku yang memilih untuk mendekati dermaga yang ia suka. Meskipun badai
mencoba menghempaskannya ketengah, jika kapal hati sudah berkehendak, maka
ombak ganas sekalipun hanya sebatas riakan yang memperindah liukan kapal.
Dermaga mana yang sudi mengikatkan tali kapalku? Biarkan
takdir yang menuntunku. Kalaupun tali itu ternyata tertarik, putus, ataupun
terlalu singkat untuk meliliti tonggak cinta, jikapun takdir menetapkan, kapal
tanpa tali itu akan berdiri kokoh dipinggir dermaga tanpa khawatir terseret
ombak.
Apa yang perlu engkau khawatirkan kepadaku? Mengapa harus
berfikir manusia mana yang sudi menerima wanita seperti aku? Kalaupun cantik
menjadi alasanmu, seandainya ia menjadi barang obralan dipinggir jalan, aku
tidak akan pernah terpikir untuk memungutnya agar seseorang datang kepadaku
menawarkan cinta. Karena aku sudah bersyukur dengan keadaan yang ditakdirkan
Tuhan. Cantik bukan segalanya diatas bumi ini meskipun kecantikan membutuhkan
segala sesuatunya.
Untuk memiliki aku juga tidak perlu wajib memiliki. Jika
harta modal cinta, biarkan cinta yang memberikan diskonnya, terserah pada cinta
apakah “si fakir cinta” berhak mendapat meski tidak berpunya.
Apalagi yang perlu kau tanyakan sampai kerisauan menjejak
diraut wajahmu. Kurang apalagi kepasrahanku? Apakah aku harus menerima derma
cintamu? Tapi aku tidak butuh kasihanmu. Karena cinta hanyalah naruli
manusiawi, bukan memanusawikan naluri. Biarlah engkau terlepas, dan berlabuh
pada dermaga yang kau tuju. Biarkan aku sendiri tanpa harus mendapat sedekah
cinta dari orang yang bukan seharusnya. Tak usah pikirkan bagaimana aku, karena
bagaimana pun aku tidak perlu dipikirkan. Sekali lagi biarkan takdir yang
menjadikanku bagaimana.
No comments:
Post a Comment